Apa itu sikap apatis? Saat ini kata ini telah tersebar luas baik dalam bahasa sehari-hari maupun di Internet. Namun, banyak orang masih belum mengetahui arti sebenarnya dari istilah ini.
Pada artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu sikap apatis dan siapa yang terpengaruh olehnya.
Apa arti apatis
Apatis adalah gejala yang diekspresikan dalam ketidakpedulian dan ketidakpedulian total terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar, serta tidak adanya manifestasi emosi dan keinginan untuk aktivitas apa pun.
Seseorang yang tunduk pada sikap apatis berhenti tertarik bahkan pada hal-hal yang tanpanya tidak dapat ia lakukan tanpanya (hobi, hiburan, pekerjaan, komunikasi). Dalam beberapa kasus, orang bahkan berhenti mengurus diri sendiri: mencukur, mencuci pakaian, mencuci, dll.
Munculnya apatis dapat difasilitasi oleh faktor-faktor seperti: depresi, skizofrenia, kerusakan pada sistem saraf pusat, gangguan endokrin, penggunaan obat-obatan psikotropika, ketergantungan obat atau alkohol, serta sejumlah alasan lainnya.
Perlu dicatat bahwa sikap apatis juga dapat diamati pada orang yang cukup sehat karena, misalnya, aktivitas sosial atau profesional yang rendah. Ini juga bisa disebabkan oleh pekerjaan fisik yang berlebihan atau stres, yang dapat disebabkan oleh kematian orang yang dicintai, masalah dalam kehidupan pribadi, kehilangan pekerjaan, dll.
Bagaimana menyingkirkan sikap apatis
Pertama-tama, seseorang yang menderita sikap apatis harus mengistirahatkan tubuhnya. Dia harus menghindari situasi stres baru, bekerja bergantian dengan istirahat, cukup tidur dan berpegang pada diet yang tepat.
Selain itu, berjalan-jalan di udara segar dan olahraga bisa sangat bermanfaat. Berkat ini, seseorang akan dapat keluar dari masalah dan beralih ke jenis aktivitas lain.
Namun, jika seseorang menderita bentuk apatis yang parah, ia harus mencari bantuan dari psikoterapis atau psikiater. Seorang spesialis yang baik akan dapat membuat diagnosis yang benar dan meresepkan perawatan yang tepat.
Mungkin pasien perlu minum obat-obatan tertentu, atau mungkin cukup baginya untuk menjalani beberapa sesi dengan psikoterapis. Penting untuk dipahami bahwa semakin awal seseorang mencari bantuan, semakin cepat mereka dapat kembali ke kehidupan normalnya.