Apa itu default? Kata ini sering terdengar di televisi, terutama ketika berbicara tentang negara yang mengalami kesulitan ekonomi. Namun, istilah ini digunakan di sejumlah bidang lain, yang akan kita bahas di bawah.
Pada artikel ini kami akan memberi tahu Anda apa yang dimaksud dengan default dan konsekuensi apa yang dapat ditimbulkannya bagi warga negara.
Apa arti default
Diterjemahkan dari bahasa Inggris, kata "default" secara harfiah berarti "default". Default adalah situasi ekonomi yang ditandai dengan ketidakmampuan negara untuk melunasi hutang eksternal dan internal akibat depresiasi tajam mata uang nasional.
Sederhananya, default adalah pernyataan resmi oleh negara bahwa ia berhenti melunasi hutang, biasanya untuk jangka panjang. Meskipun demikian, orang sederhana yang, misalnya, telah menunda pembayaran pinjaman atau belum melakukan pembayaran bulanan, juga dapat melakukan default.
Selain kewajiban keuangan, gagal bayar dapat berarti kegagalan untuk mematuhi klausul yang diatur dalam perjanjian pinjaman atau persyaratan penerbitan sekuritas. Jadi, persyaratan yang sangat diperlukan untuk menerbitkan pinjaman kepada pengusaha adalah penyampaian laporan ke bank.
Jika tidak, kegagalan untuk menyerahkan laporan laba rugi dalam periode yang ditentukan dianggap default. Konsep ini dicirikan oleh beberapa sebutan:
- kegagalan untuk memenuhi kewajiban hutang dalam jangka waktu tertentu;
- kebangkrutan individu, organisasi atau negara;
- kegagalan untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pinjaman.
Jenis situasi default
Ekonom membedakan 2 jenis default - teknis dan konvensional. Default teknis dikaitkan dengan kesulitan sementara, ketika peminjam tidak membatalkan kewajibannya, tetapi saat ini sedang mengalami kesulitan tertentu.
Default umum adalah kebangkrutan debitur yang menyatakan dirinya pailit. Artinya, dia tidak punya uang untuk melunasi pinjaman, baik sekarang maupun di masa depan. Perlu dicatat bahwa menurut kategori peminjam, defaultnya dapat berupa: pemerintah, perusahaan, perbankan, dll.
Wanprestasi dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, termasuk krisis ekonomi, konflik militer, kudeta, kehilangan pekerjaan, dan banyak faktor lainnya.
Konsekuensi gagal bayar pemerintah
Kebangkrutan negara menyebabkan konsekuensi yang sangat serius:
- kewenangan negara dirongrong, akibatnya pinjaman murah menjadi tidak tersedia;
- devaluasi mata uang nasional dimulai, yang menyebabkan inflasi;
- standar hidup masyarakat semakin rendah;
- kurangnya penjualan produk menyebabkan kebangkrutan perusahaan dan perusahaan;
- pengangguran meningkat dan upah turun;
- sektor perbankan sedang menderita.
Namun demikian, default membantu memobilisasi cadangan negara. Alokasi anggaran lebih efisien. Kreditor, karena takut kehilangan segalanya, setuju untuk merestrukturisasi hutang atau menolak bunga sama sekali.