Siapa Agnostik? Saat ini kata yang menarik ini semakin sering terdengar di TV atau ditemukan di ruang Internet. Biasanya, istilah ini digunakan saat topik agama disentuh.
Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan agnostisisme dengan contoh sederhana.
Siapa yang agnostik
Kata "agnostisisme" datang kepada kita dari bahasa Yunani kuno dan secara harfiah diterjemahkan sebagai - "tidak diketahui". Istilah ini digunakan dalam filsafat, teori pengetahuan dan teologi.
Agnostisisme adalah konsep filosofis yang menurutnya dunia di sekitar kita tidak dapat diketahui, akibatnya seseorang tidak dapat mengetahui apa pun secara andal tentang esensi sesuatu.
Secara sederhana, orang tidak dapat mengetahui dunia objektif melalui persepsi subjektif (penglihatan, sentuhan, penciuman, pendengaran, pemikiran, dll.), Karena persepsi seperti itu dapat mengubah realitas.
Biasanya, dalam hal agnostik, topik agama pertama-tama disentuh. Misalnya, salah satu pertanyaan paling klasik adalah, "Apakah Tuhan itu ada?" Dalam pemahaman seorang agnostik, tidak mungkin membuktikan atau menyangkal keberadaan Tuhan.
Perlu dicatat bahwa seorang agnostik bukanlah seorang ateis, tetapi merupakan persilangan antara seorang ateis dan seorang mukmin. Dia berpendapat bahwa seseorang, karena keterbatasannya, tidak dapat sampai pada pernyataan yang benar.
Seorang agnostik bisa percaya pada Tuhan, tapi tidak bisa menjadi penganut agama dogmatis (Kristen, Yudaisme, Islam). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa dogmatisme itu sendiri bertentangan dengan keyakinan bahwa dunia tidak dapat diketahui - jika seorang agnostik percaya kepada Sang Pencipta, maka hanya dalam kerangka asumsi kemungkinan keberadaannya, mengetahui bahwa dia bisa salah.
Orang agnostik hanya mempercayai apa yang dapat dibenarkan dengan jelas. Berdasarkan hal tersebut, mereka tidak cenderung membicarakan topik tentang alien, reinkarnasi, hantu, fenomena supernatural dan hal-hal lain yang tidak memiliki bukti ilmiah.